Wednesday, October 29, 2008

Europe on Screen 2008

Sabtu kemarin, 24 Oktober 2008, saya menghabiskan waktu setengah harian di Erasmus Huis, Kuningan, untuk menonton film-film bagus dalam rangka 'Europe on Screen 2008' (www.delidn.ec.europa.eu/film). Tadinya tidak niat untuk nongkrong setengah harian di sana tetapi karena hujan deras banget sehingga saya tidak mungkin pindah ke tempat lain tetapi untung saja film-film yang diputar bagus. Saya memang sudah niat untuk menonton film pertama yang diputar jam 13.00 di Erasmus Huis yaitu "Nousukausi/Upswing" dari Finlandia dan film terakhir yang diputar jam 19.30 "Mutluluk/Bliss" dari Turki. Di antara keduanya, saya berniat pindah ke Istituto Italiano di Cultura untuk nonton film-film yang diputar di sana, tetapi hujan mengubah niat saya. Alhasil kerjaan saya Sabtu itu adalah 'nonton, selesai nonton ke luar, ke kamar mandi, ngantri karcis, nonton lagi begitu seterusnya' sampai film terakhir yang di putar. Dan saat menjelang malam saya pun mulai merasa kedinginan karena AC di auditorium sangat dingin plus saya tidak makan siang, hanya ngemil hehehe...

Film pertama "Nousukausi/Upswing" dari Finlandia (2003, 98 min)bercerita tentang sepasang suami istri yang mengalami banyak kejutan dan pengalaman saat liburan musim panas. Mereka adalah pasangan yang sukses dalam karier dan mapan secara finansial tetapi kurang luwes dalam hubungan personal di antara keduanya, kurang mesra kira-kira begitu penjelasannya. Dalam sebuah pesta dimana para kenalan mereka sedang asyik merencanakan liburan musim panas yang seru dan romantis, membuat mereka pun tergugah dan akhirnya merencanakan untuk liburan bersama dan melupakan pekerjaan untuk sesaat. Siapa sangka biro wisata yang mereka kontak menawarkan suatu hal yang tidak lazim untuk mengisi liburan, yaitu pilihan untuk menikmati liburan sebagai pasangan yang tidak kerja dan tinggal di apartemen kumuh. Semua barang-barang berharga seperti dompet, kartu kredit, kunci mobil, kunci rumah, dsb, disimpan di dalam amplop dan mereka diberikan amplop-amplop uang untuk bekal mereka per minggu. Kejutan, kelucuan, kemirisan dan keintiman mulai terjadi sehingga film ini begitu seru untuk ditonton apalagi film ini juga menggambarkan kehidupan orang-orang Finlandia baik yang kalangan menengah atas dan kalangan bawah. Menarik dan memberi sebuah pemikiran (setidaknya bagi saya) setelah menonton film itu. Di akhir cerita digambarkan bahwa banyak hal yang berubah dari diri mereka setelah mengalami kejadian di dalam liburan musim panas itu. Pengalaman memang memberi pelajaran berharga dalam hidup ini......

Film kedua adalah "Weisse Lilien/Silent Resident" dari Austria (2007, 96 min). Film yang menceritakan kehidupan manusia di abad 21, tinggal di apartemen mewah yang semuanya diatur oleh teknologi canggih tetapi kemudian ada juga unsur mistisnya. Menarik tetapi sedikit membingungkan jalan ceritanya.

Film ketiga yang saya tonton adalah "Afblijven/Keep Off" dari Belanda (2206, 105 min). Film ini bercerita tentang kehidupan anak-anak muda di Belanda, menggambarkan adanya gap antara hubungan orang tua dengan anak, kisah percintaan dan persaingan antar teman. Menarik dan menghibur karena dihibur dengan musik-musik hip hop dan gambaran pergaulan anak-anak muda di Belanda. Pelajaran yang ditangkap setelah saya menonton film ini adalah sebuah perasaan mengenai pentingnya komunikasi dan penghargaan dalam membina hubungan baik dengan orang tua, anak atau teman. Satu hal lain bahwa kejujuran adalah hal yang juga penting dalam hidup ini. Segala sesuatu yang dimulai dengan hal kejujuran atau kebaikan lainnya akan menghasilkan buah yang manis. Saya jadi teringat dengan hukum tarik-menarik dalam "The Secret", pikiran yang positif akan memberikan hasil yang positif demikian juga dengan pikiran negatif yang akan mendekatkan kita pada hal negatif yang sebenarnya ingin dihindari. Jadi be positive or positive thinking itu harus sudah ditanamkan dalam pikiran kita masing-masing walaupun bukan berarti kita tidak waspada dengan hal-hal negatif yang ada di sekeliling.

Film ke empat atau yang terakhir di hari itu adalah "Mutluluk/Bliss" dari Turki (2007, 126 min) yang diambil dari novel dengan judul yang sama 'Mutluluk' karangan Zülfü Livaneli. Sangat bagus!! Menggambarkan kebudayaan dan pemandangan di Turki dengan baik. Hubungan antar karakter juga kuat. Bayangkan bila di jaman ini masih berlaku sebuah adat bahwa perempuan yang diperkosa itu layak untung 'dibuang' (baca: dibunuh) dan pelakunya bisa bebas cuci tangan! Tradisi yang kuat itulah yang membawa tokoh perempuan utama dalam film ini berkelana ke Istanbul dan tempat lainnya dengan prasangka bertemu dengan kerabat tanpa kecurigaan bahwa dia akan dibunuh di tengah jalan oleh teman seperjalanannya yang masih ada hubungan saudara dengan dirinya. Ceritanya mengalir sedemikian rupa sehingga saya begitu menikmatinya, tidak peduli badan mulai kedinginan atau perut mulai keroncongan. Pemutaran film ini kebetulan dihadiri oleh utusan dari Kedutaan Turki di Jakarta.
Kebudayaan...tradisi memang mengikat kita karena manusia terlahir erat dengan kebudayaannya begitu juga saat pertumbuhan dari kanak-kanak sampai dewasa. Tidak heran kalau ada orang begitu kolot mempertahankan tradisinya dan sulit untuk menerima 'perubahan' atau 'unsur-unsur baru' dalam kebiasaannya itu karena telah mendarah daging. Tapi anak-anak muda jaman sekarang, generasi internet, bisa dikarakan lebih mudah menerima hal-hal baru karena sedemikian mudahnya informasi di-share. Pemikirannya pun lebih terbuka tetapi yang buruk yang bisa terjadi adalah mereka tidak lagi mencintai kebudayaannya sendiri :( dan menganggap kebudayaan lain (biasanya kebudayaan Barat) itu lebih baik. Sangat disayangkan... karena semua kebudayaan itu adalah unik, itulah mengapa saya begitu tertarik :)

28 Oktober 2008
L

A Story.........


2 hari yang lalu baru saja selesa membaca buku karangan Vera Cowie "Face Value"... very nice book! Cerita tentang ambisi seorang perempuan dalam meraih impiannya dan akhirnya dia memang sukses mewujudkan impiannya walaupun penderitaan dan pengorbanan mengisi lika-liku hidupnya. Mmmm... membaca novel itu memberikanku sebuah inspirasi bahwa impian yang tinggi akan bisa diraih kalau kita konsisten dengan MIMPI itu dan BERBUAT untuk mewujudkannya. Jalan untuk mewujudkan mimpi itu memang tidak akan seindah mimpi itu sendiri, akan ada kerikil atau bahkan tembok besar di perjalanan kita. Sejauh mana kita bisa mengatasinya dan sejauh mana pula kita bertahan dengan mimpi itu......akan menentukan arah perjalanan kita. Indahnya mimpi yang menjadi kenyataan kadang harus membuat kita menyadari bahwa ada sesuatu atau seseorang atau mungkin beberapa yang harus dikorbankan. Seharusnya tidak boleh ada penyesalan di belakangnya karena toh kita tahu bahwa hidup ini adalah pilihan dan setiap pilihan memiliki konsekuensi.
Sepertinya berkata itu begitu mudah dibandingkan dengan melakukannya. Dari beberapa buku motivasi yang pernah saya baca disebutkan bahwa MULAI adalah hal yang harus segera dilakukan karena terbuai mimpi itu memang indah dan nikmat tapi akan lebih indah dan nikmat lagi kalau kita sudah MULAI BERBUAT UNTUK MIMPI ITU...

"Lebih baik menjadi orang biasa dengan ide besar daripada menjadi orang besar dengan ide biasa" (salah satu yang saya kutip dari buku Mario Teguh "Becoming A Star")

Dan saat ini saya sedang memulai mewujudkan impian saya, setelah sekian lama bergelut dengan kehidupan yang telah saya jalani sedemikian lama. Tidak ada yang buruk dalam kehidupan yang saya jalani saat ini tetapi kejenuhan memberi pertanda bahwa ada 'sesuatu' dalam hidup saya ini. 'Sesuatu' yang membuat saya sadar bahwa saya tidak boleh terlena dan menikmati kenyamanan ini dan mulai melakukan sesuatu perubahan karena waktu tidak akan menunggu kita untuk berubah justru kitalah yang menentukan waktu itu.

"...we must create that time for ourselves because we are the time..." (Muhammad Subuh Sumohadiwidjojo, 81 CDK 7)


29 Oktober 2008

Wednesday, October 22, 2008

Di Suatu Pagi...

Pagi ini, Rabu 22 Oktober 2008, setelah memutuskan dengan cepat mengganti celana bahan dengan blue jeans Lee Cooper dan kemeja hitam The Executive, saya pun pergi meninggalkan rumah di bilangan Rempoa. Seperti biasa, saya berangkat ke kantor di daerah Depok dengan menggunakan angkutan umum. Hmmm..pagi ini saya cukup sering berlari-lari, pertama mengejar angkot dari depan rumah, kedua mengejar bus Deborah di Pasar Jumat, hihihi untung saya menggunakan sepatu 'lepes' jadi memudahkan saya untuk berlari-lari.. Bayangkan kalau saya pake high heels atau sepatu berhak 3 cm yang biasa saya pakai, wah, yang ada larinya tidak nyaman untuk kakiku.
Then, pas lagi di angkot ada temen yang menelpon meminta saya untuk ikut membereskan suatu masalah...karena kalau tidak wah bisa-bisa ada perang dunia lagi nih. So, pekerjaan hari ini bertambah! Jalanan hari ini lumayan macet terutama di Jl. Simatupang tepat sebelum perempatan Fatmawati tapi saya tidak terlalu merasakannya karena hehehe saya tertidur dengan pulas di bus tapi cuaca pagi ini punas banget. Pergantian musim tahun ini memang agak mengkhawatirkan, rasanya ancaman global warming bukan hanya sekedar slogan tetapi harus ditanggapi dengan serius!! Cuaca sering banget berganti dengan cepat, panas tiba-tiba hujan tiba-tiba panas lagi, kondisi badan yang gak fit bisa langsung terkena penyakit apalagi beberapa waktu lalu katanya suhu di Jakarta dan beberapa daerah lainnya mencapai 40 derajat Celcius!!! Gosh, it's too hot!!!
Mendekati daerah Depok, tepatnya di seberang halte UI tiba-tiba macet total!! Hey, sesuatu pasti terjadi dan ternyata benar ada kecelakaan, well bisa dibilang kecelakaan atau kecerobohan yang mengakibatkan sebuah nyawa menghilang. Seonggok badan ditutupi koran dan dikerumuni oleh banyak orang termasuk polisi tergeletak di dekat rel kereta api. Pikiran pertama yang muncul di benak saya wah, korban tertabrak kereta api nih! Barusan dapat kabar dari temen yang baru saja datang di kantor, katanya korban adalah laki-laki berusia 33 tahun berasal dari Minangkabau. Mmm... may he stay in peace, God bless him... Tapi bicara mengenai korban tertabrak kereta api, yang sudah sekian kalinya terjadi..kesalahan itu ada di pihak mana ya?? Kayaknya tidak bisa digeneralisasi karena kasus per kasus. Misalnya kasus pagi ini, kejadiannya itu terjadi persis di bawah jembatan penyebarangan orang yang melintas dari arah jalan menuju Depok sampai ke halte UI, so...siapa menjemput nyawa sendiri, sudah ada jembatan yang dibuat untuk mengantisipasi tertabrak kereta KRL Jabotabek yang selalu ramai itu eh nekat menyebrang dengan melintasi rel kereta langsung, poor him. Persoalan disiplin kayaknya memang parah banget deh untuk manusia Indonesia, contohnya ya gitu, ada jembatan penyeberangan orang tapi nekat nyebrang jalan dengan berharap mobil-mobil dan motor-motor yang melintas berbelas kasih untuk memberikan jalan (hihihi..saya juga terkadang termasuk orang yang begitu tetapi tergantung dari tingkat keramaian jalan). Alasan kenapa orang malas menggunakan jembatan penyeberangan orang (JPO) biasanya adalah karena biar cepat sampai, letaknya kurang strategi, letaknya tinggi banget jadi capek kalau harus naik-turun tangga dll. Tapi pada dasarnya yah karena kurangnya kedisiplinan di diri masing-masing, alasan sih bisa dicari 1001..coba aja kalau misalnya orang yang sama pergi ke negara lain, nah pasti akan tertib, eh pengalaman saya waktu ke luar negeri di Austria, kebetulan tidak ada JPO tetapi kalau menyeberang harus di zebra cross dan saya amazed karena mobil dan motor sukarela berhenti ketika kami akan menyeberang tanpa saya harus memberikan tangan (kebetulan perempatan itu tidak ada lampu lalu lintas untuk menyeberang)..kayaknya hal beginian sulit banget terjadi di Jakarta...hehehe tapi berharap kan masih boleh ;)

Tuesday, October 21, 2008

1st time....finally

Setelah sekian lama berpikir tidak ingin membuat blog tersendiri (sebelumnya numpang di Friendster & Myspace) akhirnya kuputuskan untuk membuat sendiri di situs khusus untuk nge-blog.........
Sudah ada beberapa yang ingin ditulis tapi sebaiknya diposting nanti aja deh ;)

L